Selasa, 14 April 2020

Gadis Itu Tak Suka Hari Minggu


*LATIHAN MENULIS CERPEN*

Gadis Itu Tak Suka Hari Minggu

Setiap Minggu, Ana tak punya harapan apa pun di sudut kamar sempit itu. Melalui kaca jendela kotak-kotak, gadis kecil itu melihat teman-temannya asyik berlarian di tanah lapang seberang rumah. Ada pula seorang teman sekelas ditemani sang ibu yang membawa semangkuk sup dan nasi. Sang ibu menyuapi anak itu.
“Kenapa harus ada hari Minggu sih bu?” Tanyaku pada ibu guru.
“Loh? Ada apa Ana?”
“Aku tidak suka hari Minggu bu. Ibu dan ayahku sangat sibuk jika hari Minggu. Kami tak akan bisa kemana-mana.” Jawab Ana lesu.
Ibu guru mengelus punggungku. Dan mengajakku kembali duduk dibangkuku.
***
            Hari ini hari Minggu, Ana terlihat malas sekali bangun dari tempat tidurnya. Ibunya sudah memanggil-manggil namanya untuk ikut membantu membungkus parsel-parsel pesanan yang menumpuk. Ana melihat ke arah jendela, lalu menghela napas kesal. Ia pun berjalan dengan malas ke arah ruang tamu. Ia melihat ibu dan ayahnya serta beberapa karyawan yang sedang sibuk. Bahkan sepertinya mereka tak menyadari kehadirannya.
            “Bu”.
            “Eh Ana. Gadis ibu sudah bangun?”
            “Aku lapar.”
            “Ambil sendiri di dapur ya. Kan kamu sudah besar. Gak perlu ibu suapinkan?”
            Dengan malas, kuambil makanan yang ada di dapur. Kusuapi nasi ke dalam mulutku sedikit demi sedikit. Teringat cerita teman-teman betapa bahagianya jika hari Minggu tiba karena mereka akan pergi bersama ayah dan ibunya.
            “Bu. Aku sudah selesai makan.”
            “Iya Ana. Sini bantu ibu. Kamu isi permen ya toples-toples itu.”
            “Tapi bu,”
            “Kalau kamu gak mau, kamu main saja di kamarmu ya. Ibu masih repot ini.”
            “Bu....” Rajukku.
            Ibu tak menanggapiku. Ia sudah kembali berkutat dengan parselnya.
            Ibu dan ayah tak pernah peduli padaku. Tak ada satu hari pun waktu untukku. Kuhela napas panjang. Kulirik jendela kamarku. Langit sudah berubah warna. Teman-temanku masih asyik bermain. Ibu-ibu mereka juga ada di sana mendampingi mereka bermain. Aku benci ibu dan ayah, aku benci teman-teman, tapi satu yang paling kubenci, ya kubenci hari Minggu. Gumam Ana sembari membentur-benturkan kepala pada tembok kamarnya.

0 komentar:

Posting Komentar