Gadis Pemurung di Bangku Taman
Pagi ini, kau terjaga dengan kepala berat dan tulang seakan
lungkah. Jarum jam menunjuk angka sepuluh—angka yang terlalu tinggi untuk bisa
disebut pagi. Kau membaringkan badanmu di bangku taman yang kosong itu.
Matamu menatap kosong awan biru yang bergonta-ganti bentuk. Sesekali kau
melirik ke kanan, seperti sedang menanti seseorang. Dan setelah lirikan itu,
kau akan menghela napas panjang. Ada rasa kecewa bercampur duka di setiap
helaan napasmu.
Kau mulai memejamkan mata. Mungkin kau sedang mencoba mendengar
bisikan-bisikan angin yang berhembus memainkan rambut panjangmu. Tak lama, kau
akan kembali duduk di bangku yang sama. Kau kembali melihat sekeliling taman
ini. Kursi-kursi yang kadang kosong seperti hatimu, atau kursi-kursi yang
berisi pasangan-pasangan yang sedang memadu kasih. Kursi kosong. Ya, sudah
hampir sebulan ini kau selalu berada di sini sendiri.
Kau berjalan mengelilingi taman. Kau melihat ada seorang nenek
tua yang sedang memilih-milih sampah di setiap tempat sampah yang ada di taman
ini. Kau juga melihat seorang pria paruh baya yang sedang menyapu. Kau sangat
hafal semua aktifitas di tempat ini. Begitu juga dengan mereka. Dan aku.
Kau mulai memandangi danau. Seolah kau sedang berbicara dengan
seseorang lewat hati. Kadang kau tersenyum, kadang kau tertawa, kadang kau
menangis. Setelah itu, kau akan kembali duduk di bangku taman itu. Diam
membisu.
***
“Pak, anak
perempuan yang sering ke sini, yang duduk di bangku itu, apa bapak mengenalnya?
Sudah beberapa hari ini aku tak melihatnya.” Ucapku pada bapak penyapu taman.
“Wah, kamu
tidak tahu? Sudah seminggu yang lalu dia telah pergi. Dia gantung diri di pohon
itu.” Jawab bapak penyapu taman. “Sayang sekali ya. Padahal dia masih muda.”
Ucap bapak itu lagi.
“Apa? Seminggu
yang lalu? Jadi dua hari yang lalu, itu siapa?” Tanyaku. Tiba-tiba terasa ada
angin mengelus wajahku. Bulu kudukku berdiri. Bapak penyapu taman tak menjawab
pertanyaanku. Ia hanya tersenyum, menepuk punggungku, dan berlalu kembali
menyapu jalan taman itu.
0 komentar:
Posting Komentar